KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa,karena atas rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.Adapun judul dari makalah ini adalah ”Kepemimpinan”.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah
memberikan tugas terhadap penyusun. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak
bisa penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna.Dan ini merupakan
langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan
waktu dan kemampuan penyusun, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
penyusun mengharapkan semoga makalah inidapat berguna bagi penyusun pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Depok, April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………….................................1
Daftar
Isi……………………………………………...................................2
BAB
I. Pendahuluan………………………………….................................3
I.1 LatarBelakangMasalah…………………….................................3
I.2 RumusanMasalah…………………………......................................4
I.3
TujuanPenulisan……………………………........4
BAB
II. Pembahasan……………………………………....5
II.1 DefinisiKepemimpinan……………………….....5
II.2 Unsur-UnsurKepemimpinan……………….........8
II.3 MasalahKepemimpinan………………………....14
BAB
III. Penutup………………………………………......19
III.1 Kesimpulan…………………………………….19
III.2 Saran…………………………………………...19
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………....20
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia
adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya.
Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah dan
memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia
seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri.Manusia selalu berinteraksi dengan
lingkungan, manusia hidup berkelompok. Hidup dalam kelompok tentulah tidak
mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok
haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu
dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan menjaga
kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Dengan
berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan
dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relative pelik
dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil
keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kenyataannya para
pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas
kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para pemimpin
juga memainkan peranan penting dalam membantu kelompok, organisasi atau
masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang masalah yang diuraikan, banyak permasalahan yang didapatkan.
Permasalahan tersebut adalah :
·
Bagaimana menjadi seorang pemimpin ?
·
Teori-teori yang berkaitan dengan
kepemimpinan ?
·
Tipe-tipe kepemimpinan ?
·
Syarat-syarat menjadi pemimpin yang
baik ?
·
Masalah dalam hal kepemimpinan
Ada pun tujuan dari penulisan ini
adalah :
ü Melatihdanmeningkatkanpengtahuandankreatifitasmahasiswa.
ü Agar mahasiswa lebih memahami dan
mendalami pokok bahasan khususnya tentang kepemimpinan.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 DEFINISI KEPEMIMPINAN
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga,
organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki
hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Dalam prakteknya,
sering diartikan sama
antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal pengertian tersebut berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin,
sedangkan kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang
harus dimiliki seorang pemimpin.
Kepemimpinan membutuhkan penggunaan kemampuan
secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dan dalam wujudkan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Beberapa
teori telah dikemukakan para ahli manajemen mengenai timbulnya seorang
pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya. Ada tiga teori
yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
1. Teori Genetis
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan “leader are
born and not made”. Penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin ia
telah dilahirkan dengan bakat pemimpin. Dalam keadaan bagaimana pun seorang
ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan
untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa “leaders are born and
not made”, maka penganut social mengatakan sebaliknya yaitu “leaders are
made and not born”.Penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat
menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis
danteori sosial. Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya
dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari
kedateorigenetis dan teorisosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik
dari teori-teori kepemimpinan. Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih
mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor
yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Beberapa ahli berpendapat tentang
Pemimpin, beberapa diantaranya :
·
Menurut Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
·
Menurut Robert
Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
·
Menurut Prof.
Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang
baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia
sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
·
Menurut Davis
and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
·
Menurut Lao
Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
·
Sedangakan
menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
v Ing Ngarsa Sung
Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya
pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
v Ing Madya
Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan
berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
v Tut Wuri
Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani
berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Dalam organisasi pemimpin dibagi dalam tiga tingkatan yang tergabung dalam
kelompok anggota-anggota manajemen. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
a.
Manager puncak (Top Manager)
b.
Manager menengah (Middle Manager)
c.
Manager bawahan (Lower
Manager/Supervisor)
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The
art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing
obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish
the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan
orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek,
dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut
memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin
bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin
yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut
memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin
bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin
yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.
II.2 UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat
dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan
kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan
memiliki 2 aspek yaitu :
§ Fungsi
administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.
§ Fungsi sebagai
Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling, dsb.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
1.
Teori
Kepemimpinan Sifat (Trait Theory)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari
pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali
di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis
merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
ü Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin
yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari
pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena
pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
ü Kedewasaan dan
Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi
sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang
berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak
mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini
kebenarannya.
ü Motivasi Diri
dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya
memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang
kuatinikemudiantercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
ü Sikap Hubungan
Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri
dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
2.
Teori
Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang
mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
ü Pertama yang
disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
ü Kedua disebut
Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan
kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan
dicapai.
Jadi,
berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil
yang tinggi pula.
3.
Teori
Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang
tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
4.
Teori
Kepemimpinan Situasi
Seorang
pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus
ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat
diklasifikasikan menjadi lima tipe utama yaitu sebagai berikut :
1)
Tipe
kepemimpinan otokratis
Tipe pemimpin
ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah
sebagai berikut :
a.
Menganggap
bahwa organisasi adalah milik pribadi.
b.
Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
c.
Menganggap
bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata.
d.
Tidak mau
menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap
dialah yang paling benar.
e.
Selalu
bergantung pada kekuasaan formal.
f.
Dalam
menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur
paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe otokratis
tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari
manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
2)
Tipe
kepemimpinan militeristis
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu bahwa yag dimaksud dengan seorang pemimpin tipe
militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer.
Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe
militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a.
Dalam
menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama.
b.
Dalam
menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
c.
Senang kepada
formalitas yang berlebihan.
d.
Menuntut
disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.
e.
Tidak mau
menerima kritik dari bawahan.
f.
Menggemari
upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe
pemimpinmiliteristis jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan
pemimpin yang ideal.
3)
Tipe
kepemimpinan fathernalistis
Tipe
kepemimpinan fathernalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal
atau kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat
kebapakan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan
yang dilakukan bersifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin
fathernalistis dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.
Menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
b.
Bersikap
terlalu melindungi bawahan.
c.
Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
d.
Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisiatif daya
kreasi.
e.
Sering
menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin
seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat
negatifnya pemimpin fathernalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas
terhadap organisasi yang dipimpinnya.
4)
Tipe kepemimpinan
karismatis
Sampai saat ini
para ahli manajemen belum berhasil menemukn sebab-sebab mengapa seorang
pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti
inimempunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang
sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab karena
kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa
pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers),
perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan, profil, pendidikan dan
sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
karismatis.
5)
Tipe
kepemimpinan demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada,
tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik.
Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendcahulukan kelompok
dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis
adalah sebagai berikut :
a.
Dalam proses
menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak pada pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia.
b.
Selalu berusaha
menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
c.
Senang menerima
saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya.
d.
Mentolelir
bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar
jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif
dan prakarsa dari bawahan.
e.
Lebih
menitikberatkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
f.
Selalu berusaha
untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
g.
Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe
demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
Syarat-syarat pemimpin yang baik
Seorang yang tergolong sebagai pemimpin adalah seorang yang pada waktu lahirnya
yang memang telah diberkahi dengan bakat-bakat kepemimpinan dan karirnya
mengembangkan bakat genetisnya melalui pendidikan pengalaman kerja.
Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus
dengan maksud agar yang bersangkutan semakin memiliki lebih banyak ciri-ciri
kepemimpinan.
Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para ahli mengenai syarat-syarat
ideal yang harus dimiliki oleh seorang pmimpin, akan tetapi beberapa
diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :
·
Pendidikan umum
yang luas
·
Kemampuan
berkembang secara mental
·
Ingin tahu
·
Pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang gereralist yang baik juga.
·
Kemampuan
analistis
·
Memiliki daya
ingat yang kuat
·
Mempunyai
kapasitas integratif
·
Keterampilan
mendidik
·
Keterampilan
berkomunikasi
·
Pragmatismo
·
Mempunyai
naluri untuk prioritas
·
Personalitas
dan objektivitas
·
Sederhana
·
Berani
·
Tegas
·
Dan sebagainya.
II.3 MASALAH KEPEMIMPINAN
Kehidupan
manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidak lah boleh di
diamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa
kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi setiap masalah yang
muncul.
Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang
untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda-beda atas dasar motivasi , kuasa
ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya
kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu
didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan
dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis
maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif.
Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti
dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat
menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan
kerugian manusiawi.
Selain gaya
kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya :
·
Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan
metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan
strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan
pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit
bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan
ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun
demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan
dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
·
Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan
wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat
sepihak.
·
Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif.
Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat
bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
·
Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh
terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat
pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung- jawab, kemudian
menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gaya
kepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur, atau dikenal
juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian
para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan
apabila konsiderasi merupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para
pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka
memperoleh hasil dengan tetap membuat orang-orang sibuk dan mendesak mereka
untuk berproduksi.Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi
konsiderasi,tidak selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya
kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan
oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya
kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan
perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya
tersebut adalah sebagai
berikut :
1.
Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan
dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi
untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan
waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus
dikerjakan.
2.
Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil
proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan
itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai
masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi
dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas.
3.
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin
memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal
ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan
proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan
berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah
mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda.
4.
Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin
mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya
Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan
efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas
atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau
karakter semata, tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar
dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas
sari aspek yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi
ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak
memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang
diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh
tentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung
pada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak
bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti.
Oleh karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat
yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.Kembali kita saksikan betapa
banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak
memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan
ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah
duduk nyaman di kursinya.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar
seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari
kekuatanpribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baik jangan pikirkan
orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidak akan bisa mengubah orang lain
dengan efektif sebelum merubah diri sendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah,
karena ada pondasinya. Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun
masyarakat, merubah dunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan
diri sendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpi
mengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk
mempengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan
sesuatu. Seseorang dikatakan sebagai pemimpin apabila dia mempunyai pengikut
atau bawahan. Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan
yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk jadi pemimpin bukan hanya berdasarkan
suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor.
Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat-sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana
nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan. Semakin tinggi kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi maka
semakin dituntut daripadanya kemampuan berfikir secara konsepsional dan makro.
Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka ia akan semakin
generalist, sedangkan semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi maka
ia menjadi spesialist.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan
dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri
seseorang. Kepemimpinan
lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
III.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap
pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan.
Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA