ANALISIS RATIO KEUANGAN
Analisis rasio
keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi
perusahaan.
Analisis rasio
keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan
pengendalian keuangan.
Bahasan dalam
Analisis Rasio Keuangan
1) factor kritis dalam analisis rasio keuangan,
2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan
dan
3) membahas secara logis laporan sumber dan penggunaan dana.
I. Setiap orang akan mempergunakan rasio keuangan dengan
cara yang berbeda:
1.
Bagi manajemen perusahaan, rasio keuangan
dipergunakan untuk perencanaan dan mengevaluasi performance (prestasi)
manajemen dikaitkan dengan prestasi rata-rata industri.
2.
Bagi manager kredit, rasio keuangan ini
dipergunakan untuk memperkirakan risiko potensial yang dihadapi oleh para
peminjam (debitur) dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran
tingkat keuntungan yang diminta.
Para investor akan mempergunakan
rasio keuangan ini sebagai alat untuk mengevaluasi nilai saham dan obligasi
berbagai perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk mengukur adanya
jaminan atas keamanan dana yang akan ditanam di dalam perusahaan.
Manajer perusahaan menggunakan
analisis rasio keuangan untuk mengidentifikasi kemungkinan melakukan merger
(penggabungan) dengan perusahaan lain
II. Analisis rasio keuangan biasanya dikelompokkan ke dalam
empat kelompok rasio:
Rasio
Likuiditas
Leverage
Ratio
Rasio
Aktivitas
Rassio
Profitabilitas
A. Rasio
Likuiditas, mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan
jangka pendek tepat pada waktunya.
1. Current
Ratio, adalah rasio antara aktiva lancar dibagi dengan utang lancar, rasio ini
merupakan alat ukur bagi likuiditas (solvabilitas jangka pendek)
a. Aktiva
lancar meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan
b.
Utang lancar meliputi utang pajak, utang bunga, utang
wesel, utang gaji, dan utang jangka pendek lainnya.
2.
Quick Ratio, (Acid Test Ratio) adalah rasio
antara aktiva lancar dikurangi dengan persediaan dan utang lancar. Rasio ini
mengukur solvabilitas jangka pendek tetapi tidak memperhitungkan persediaan karena
persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid.
B. Rasio
Leverage, yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan sumber
hutang.
1. Kreditur
akan melihat proporsi modal sendiri untuk menentukan margin of safety.
2.
Bagi pemilik perusahaan, pemenuhan kebutuhan
dana dengan menarik utang akan memberikan manfaat
a) Kontrol
perusahaan tidak berkurang
b) Jika
perusahaan memperoleh tingkat keuntungan jauh lebih besar daripada bunga yang
harus dibayarkan kepada kreditur maka pemilik perusahaan akan memperoleh
manfaat yang besar .
C. Debt
to total asset ratio, mengukur presentasi total dana yang dipenuhi atau
dibiayai dengan hutang.
1. Debt
to total asset yang rendah, berarti menunjukkan adanya perlindungan bagi
kreditur terhadap kemungkinan likuidasi.
Pemilik mungkin akan mencari (menentukan) suatu
leverage yang tinggi untuk menaikkan tingkat keuntungan atau karena penambahan
modal sendiri berarti akan mengurangi tingkat pengendalian perusahaan.
Time interest
earned ratio, adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan
beban bunga yang mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang (turun)
tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu
membayar bunga
Fixed Charge
Coverage, adalah rasio antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) ditambah
pembayaran sewa dengan beban bunga dan pembayaran sewa. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan untuk membayar beban tetapnya berupa bunga dan sewa.
Cash Flow
Coverage, adalah resiko antara aliran kas masuk dengan beban tetap setelah
ditambah dengan dividen saham preferen dan pembayaran angsuran utang atas dasar
sebelum pajak. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
kas. Karena depresiasi merupakan non-cash expenses maka harus ditambahkan ke
dalam cash inflow.
Rasio
Aktivitas, mengukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan
sumberdayanya. Yang termasuk dalam Rasio Aktivitas adalah:
1. Perputaran
Persediaan
2. Rata2
Periode Pengumpulan Piutang
3. Perputaran
Aktiva Tetap
4. Perputaran
Total Aktiva
Perputara
Persediaan, adalah rasio antara Harga Pokok Penjualan atau penjualan dengan
rata-rata persediaan yang mengukur efisiensi penggunaan persediaan.
a.
Perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan
bahwa perusahaan tidak mempertahankan persediaan yang berlebihan.
b.
Pola tersebut perlu disesuakan apabila usaha
perusahaan sangat dipengaruhi oleh factor musim (seasonal) atau sangat
berfluktuasi dari waktu ke waktu dalam satu periode tertentu.
Rata-rata
periode pengumpulan piutang (average collection period) adalah rasio antara
piutang dengan penjualan perhari. Rasio ini mengukur efisiensi dalam
pengumpulan piutang perusahaan, dengan membandingkan persyaratan penjualan yang
telah ditentukan.
a.
Penjualan perhari sama dengan penjualan selama
satu tahun dibagi dengan 360 hari.
b.
Rata-rata periode pengumpulan piutang sebaiknya
dilengkapi dengan skedul pengumpulan untuk melihat berapa lama piutang tersebut
belum dibayar (outstanding)
Perputara
Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover) adalah rasio antara penjualan dengan
aktiva tetap yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap atau perputaran
aktiva tetap. Rasio yang rendah menunjukkan adanya idle capacity penggunaan
aktiva .
Perputaran
Total Aktiva (Total Assets Turnover) adalah rasio antara penjualan dengan total
aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Rasio yang
rendah merupakan indikasi bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang
memadai bagi kapasitas investasinya.
Rasio
Profitabilitas (Profitability Ratio). Rasio ini mengukur efektivitas manajemen
secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.
Yang termasuk
Rasio Profitabilitas adalah:
1. Gross
Profit Margin
2. Net Profit
Margin
3. Return On
Investment
4. Return On
Equity
Gross
Profit Margin, adalah rasio antara penjualan dikurang dengan harga pokok
penjualan (laba kotor) dengan penjualan. Rasio ini mengukur laba kotor yang
dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Gross Profit Margin yang rendah dari
rata-rata industri menunjukkan bahwa harga jual perusahaan relative lebih
rendah atau harga pokok penjualan yang relative lebih tinggi atau keduanya.
Net Profit
Margin, adalah rasio antara (EAT) laba setelah pajak dengan penjualan, yang
mengukur laba bersih (EAT) yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Rasio
ini juga dibandingkan dengan rata-rata industri .
Return On
Investment (ROI) atau Return On Total Assets, adalah rasio antara laba setelah
pajak (EAT) dengan total aktiva. Rasio ini mengukur tingkat keuntungan yang
dihasilkan dari investasi total. Rasio yang lebih rendah dapat disebabkan
karena net profit margin yang rendah atau karena perputaran total aktiva yang
rendah atau keduanya .
Ratio on Net
Worth (Return On Stock Holders), adalah rasio antara laba setelah pajak dengan
net worth atau modal sendiri yang juga sering disebut sebagai Retun on Equity
(ROE), yang menunjukkan besarnya laba yang tersedia bagi pemegang saham./
perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang
dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase .
Rasio
Pertumbuhan (Growth Ratio) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam
perkembangan ekonomi secara umum.
a.
Analisis tingkat pertumbuhan ini harus
dipisahkan antara pertumbuhan riel dari pertumbuhan nominal karena factor
inflasi.
b.
Untuk mencari pertumbuhan selama periode
tertentu, dengan membagi periode terakhir dengan periode pertama kemudian
dengan bantuan table dapat dicari persentasi pertumbuhan.
Valuation
Ratio atau Rasio Penilaian, adalah rasio yang mencerminkan kombinasi pengaruh
rasio resiko (Risk Ratio) dan Return Ratio. Price Earning Ratio merupakan
indikasi penilaian pasar modal terhadap keuntungan potensial perusahaan di masa
yang akan datang (future earning potensial).
Empat Kelompok Rasio Keuangan
Rasio
Likuiditas
1. Current
Ratio = Aktiva Lancar / Utang Lancar
2. Quick
Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan/
Utang Lancar
Leverage Ratio
1. Debt to Total Asset =Total Utang / Total Assets
2. Debt to Eqity Ratio = Total Utang / Total Modal Sendiri
3. Times Interest Earned = Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) / Beban
Bunga
4. Fixed
Charged Coverage = Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) + Sewa / Beban Bunga+Pembayaran Sewa
5. Cash Flow
Coverage = Aliran Kas Masuk + Depresiasi / Beban Tetap + Dividen Saham Prefere
Rasio
Aktivitas
1. Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata-rata Persediaan
2. Rata2 Periode Pengumpulan Piutang = Piutang / Penjualan Kredit/360
Hari
3. Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap Neto
4. Perputaran Total Assets = Penjualan / Total Assets
Rasio
Profitabilitas
1. Gross Profit Margin = Penjualan – Hrg Pokok Penjualan / Penjualan
2. Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak (EAT) / Penjualan
3. Return On Investment = Laba Setelah Pajak (EAT) / Total Assets
4. Return On Equity = Laba Setelah Pajak (EAT) / Modal Sendiri
Rasio
Pertumbuhan
a.
Penjualan
b.
Laba Setelah Pajak
Rasio
Penilaian
a.
Price Earning Rasio = Laba Setelah Pajak (EAT) / Total Assets
Efektivitas
penggunaan analisis rasio keuangan memerlukan beberapa pengalaman dan usaha.
Terdapat beberapa pendekatan dasar dalam analisis rasio keuangan, beberapa
hubungan dasar antar rasio dan sumber informasi yang dapat mempertinggi
efektivitas analisis
Terdapat dua
jenis analisa rasio keuangan yang bias dipergunakan yaitu analisis time series
dan cross sectional
a.
Analisis trend atau time series, adalah analisis
rasio perusahaan untuk beberapa periode. Dengan analisis trend ini akan
terlihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat atau menurun selama periode
tertentu.
b.
Analisis cross sectional, dengan analisis ini
analis membandingkan rasio perusahaan dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis
atau industri
Terdapat
hubungan sederhana yang logis antar beberapa rasio keuangan.
c.
Return on Investment = Net Profit Margin x Total
Assets Turnover.
d.
Hubungan yang lain adalah Return on Net Worlth =
Return on Investment x Equity Multiplier. Di mana Equity Multiplier yaitu rasio
antara assets dengan equity.
e.
Jika ROI terlalu rendah maka mungkin disebabkan
oleh karena net profit margin yang rendah, atau equity multiplier yang rendah
atau keduanya.
Sumber
informasi, di Indonesia terdapat banyak kantor jasa penyedia informasi ini
seperti Biro Pusat Statistik, Pusat Data Bisnis Indonesia, Indiconsult,
Bapepam, dan masih banyak lagi pusat-pusat penyedia data industri yang bias
dimanfaatkan. Selain itu jurnal-jurnal yang diterbitkan secara berkala baik
yang dikelola oleh departemen maupun oleh pihak swasta .
Penekanan
dalam analisis keuangan akan berbeda-beda tergantung pada tujuan analisa dan
pihak yang memerlukan analisa tersebut:
a.
Penekanan bagi analis kredit adalah kemampuan
untuk membayar kembali utang tepat pada waktunya.
b.
Analisis keuangan secara ringkas dipergunakan
dalam keputusan kredit yang dilakukan setiap hari.
Analisis
keuangan.
a.
Current Ratio dihitung untuk menentukan tingkat
beban jangka pendek.
b. Total
debt to assets ratio dihitung untuk menentukan seberapa jauh pemenuhan
kebutuhan dana dengan utang.
c. Utang
yang berlebihan akan mengakibatkan adanya penundaan pembayaran kembali karena
beban bunga yang terlalu besar
Analisis
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana:
a. Laporan
sumber dan penggunaan dana diperhitungkan dari neraca awal dan akhir serta
laporan rugi laba. Laporan ini dititikberatkan pada perubahan posisi kas
perusahaan.
1.
Kas = Sumber dana – Penggunaan dana.
b.
Sumber dana meliputi:
1.
Penurunan dana aktiva (di luar kas)
2.
Kenaikan utang
3.
Laba bersih ditambah depresiasi =sumber dana
dari operasi, karena depresiasi bukan pengeluaran kas
c.
Penggunaan dana meliputi:
1.
Kenaikan dalam aktifa (selain kas)
2.
Penurunan dalam utang.
3.
Pembayaran dividen.
d.
Laporan sumber dan penggunaan dana “
Laporan sumber
dan penggunaan dana “
Sumber dana Penggunaan dana
Laba bersih Kenaikan
dalam modal kerja
Depresiasi Kenaikan
bangunan, peralatan
Penurunan dalam modal kerja Penurunan utang jangka panjang
Penurunan bangunan, peralatan Pembelian kembali saham
Kenaikan utang jangka panjang Pembayaran dividen
Penjualan saham
Total sumber Total
penggunaan
Total sumber – total penggunaan = perubahan dalam kas.
Batasan
Analisis Rasio Keuangan
a.
Rasio Keuangan didasarkan atas data laporan
akuntansi sehingga perlu dipertimbangkan atas dasar apakah data tersebut
dikembangkan.
b.
Perbandingan dengan data-data atau standar industri tidak
menjamin bahwa prestasi perusahaan telah memuaskan dan beroperasi (dikelola)
dengan baik.
c.
Apabila terdapat penyimpangan antara rasio yang
telah dicapai oleh perusahaan dengan rasio rata-rata atau standar industri,
maka perlu dipertanyakan lebih jauh faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut.
Karena tidak jarang system akuntansi yang dipergunakan dalam industri tersebut
berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Aktiva dicatat
atas dasar cost sementara penerimaan kas dan pengeluaran kas didasarkan atas
dasar rupiah saat ini yang jelas memiliki daya beli yang berbeda. Dengan kata
lain tidak memperhatikan konsep nilai waktu uang.
Neraca
perusahaan tidak dapat memberikan gambaran yang pasti tentang posisi keuangan
karena aktiva dicatat tidak dengan rupiah saat ini.
Rugi atau laba
yang dihasilkan dari penjualan aktiva dilaporkan dalam periode penjualan
meskipun besar kecilnya laba atau rugi tergantung pada cost histories
(historical cost), dengan demikian income mengalami distorsi.
Pemilihan
metode penilaian persediaan dapat memberikan dampak yang besar terhadap tingkat
profitabilitas perusahaan dalam periode inflasi.
a.
Dalam kondisi inflasi, metode last in first out
(LIFO) dalam penilaian persediaan akan menghasilkan laba yang dilaporkan oleh
bagian akuntansi menjadi lebih rendah, demikian juga dengan beban pembayaran
pajak jika dibandingkan dengan metode first in first out (FIFO).
b.
Jika inflasi mengakibatkan kenaikan tingkat
bunga, maka nilai obligasi (long term debt) akan menurun. Oleh karena itu
pengaruh inflasi (penurunan daya beli) dan perubahan harga sebaiknya
dicantumkan dalam laporan akuntansi. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa
pengaruh inflasi sama untuk semua aktiva perusahaan.
Metode
depresiasi yang berbeda juga akan berpengaruh terhadap laba yang dilaporkan
oleh departemen akuntansi. Perlu kehati-hatian dalam membandingkan rasio satu
perusahaan dengan perusahaan lain, khususnya menyangkut metode depresiasi.
Suatu
perusahaan yang kuat atau lemah di dalam industrinya belum tentu perusahaan
tersebut akan kuat atau lemah dalam industri yang lain.